Monday, October 9, 2023

Wanita Dan Penantiannya

Dear shalihah,

Yang saat ini sedang berada dalam masa penantian, semoga Allah beri taufiq dan memasukkan ketentraman ke dalam hatimu sehingga kamu bisa fokus menuntut ilmu dan khusyuk dalam beribadah.

Sepinya hari yang kamu lalui saat ini, kelak akan menjadi momen yang kamu rindukan. Di waktu-waktu ini kamu memiliki banyak kesempatan untuk menuntut ilmu syar'i, membekali diri dengan iman yang kokoh dan menghiasi diri dengan akhlak yang baik. Di masa-masa ini kamu memiliki banyak waktu untuk berkhalwat dengan Rabbul ‘alamin, maka manfaatkanlah semua kesempatan ini. Bangunlah kedekatan dengan-Nya sehingga ketika ada ‘seseorang’ yang ingin menujumu, maka seseorang itu pun mau tak mau harus mendekati-Nya pula.

Tidak kah indah bila sepasang manusia Allah pertemukan dengan cara yang terhormat lagi terjaga? Maka peliharalah nilai-nilai baik yang ada pada dirimu, milikilah prinsip yang dengan itu kamu menjadi seseorang yang tak mudah goyah ketika didekati lelaki yang tak mengerti cara menjemput cinta yang Allah ridhai.

Saudariku, usahamu dalam menjaga diri selama ini insyaAllah tidak akan sia-sia. Jangan hanya karena lelah menunggu lantas membuatmu tak tahan ingin menunjukkan diri, mengumbar kecantikan dan tampil di sana-sini hanya agar ter-notice oleh lawan jenis. Jangan! Pertahankanlah wibawa dan rasa malumu duhai saudariku. Ingatlah bahwa “akan ada penyelam terbaik untuk mutiara di dasar laut”. Setersembunyi apapun kamu, seseorang yang mengerti akan nilai dirimu maka ia akan tetap mencarimu, sekalipun harus ke pelosok pedalaman. Namun tetap, tawadhu-lah dengan ketersembunyianmu itu. Jangan sampai terjerumus ke dalam perasaan ujub, merasa diri lebih baik dari orang lain.  

Dear shalihah,

Semoga Allah pertemukan kamu dengan seseorang yang ikhlas mencintaimu karena Allah. Seseorang yang tidak hanya memikirkan kebutuhan duniamu saja tapi juga yang menaruh perhatian besar terhadap keselamatan akhiratmu. Seseorang yang mengerti akan nilai dirimu sehingga dengannya kamu tak perlu bersusah payah lagi menjelaskan tentang kadar dirimu. Seseorang yang tahu bagaimana cara menjemput cinta yang Allah ridhai. Seseorang yang mengerti tentang kemuliaan wanita. Seseorang yang takut kepada Rabbnya dan yang menjadikan Al-Quran & as Sunnah sebagai pegangannya dalam menjalankan kehidupan rumah tangga bersamamu nanti.

Memang tak mudah menemukan seseorang yang demikian, tapi bukan berarti tidak mungkin. Sebaiknya yang menjadi fokus bukan lagi tentang bagaimana cara menemukan, tapi tentang bagaimana kita bertakwa kepada Allah. Sebab dengan takwa, akan ada jalan keluar dan rezeki yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Sebagaimana janji Allah dalam QS. At-Talaq 2-3, Allah berfirman “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”

Dan kita tahu bahwa Allah tidak mungkin ingkar janji.. PR kita adalah meyakini hal tersebut.

Saudariku.. Jujurlah kepada Allah, nanti akan Allah tolong. Nanti Allah yang akan tuntun dia untuk menuju ke arahmu. Jika pun ingin berikhtiar, tempuhlah dengan cara-cara yang baik. Dan ingat, jadikan harapan itu sebagai bentuk optimisme kita terhadap takdir baik Allah, bukan karena kita ‘merasa layak’. 

Bersabarlah & berprasangka baiklah kepada Yang Maha Penyayang.

Wallahu a'lam bishawab.

Ciamis, Oktober 2023.

*Tulisan nasihat ini aku tujukan kepada diriku sendiri sebelum kepadamu..

Saturday, October 7, 2023

Interaksi Yang Menenangkan

Semakin dewasa aku semakin menyadari bahwa dalam hubungan antar manusia tak ada yang lebih menenangkan dari berinteraksi dengan orang yang takut kepada Rabbnya.

Sebab..

Dia tidak hanya melihatmu sebagai seorang teman, saudara, atau pasangan semata. Tapi juga melihatmu sebagai seorang hamba dari Rabbnya yang akan dia jaga hak-haknya. 

Dia akan berusaha menjagamu dari keburukan lisan dan perbuatannya karena dia tahu kelak semua itu ada pertanggungjawabannya. 

Dia tidak ingin melukai hatimu dengan sengaja karena dia khawatir jika hati yang dilukainya itu ternyata adalah hati yang disayang oleh Rabbnya.

Dia akan senantiasa setia kepadamu baik di depan maupun di belakang karena dia sadar bahwa Rabbnya selalu mengawasinya.

Dia akan bersabar dan senantiasa taghoful terhadap kekuranganmu karena dia sadar bahwa "kullu bani adam khotto", setiap anak adam banyak melakukan kesalahan. 

Dia akan menasihatimu dengan hikmah. Kalau pun ada ketidaknyamanan setelah nasihat disampaikan, maka itu adalah konsekuensi dari sebuah kebenaran yang perlu disampaikan. Nasihat itu dia bahasakan sebagai bentuk kasih sayang, bukan sebagai bentuk arogansi.

Namun, seseorang yang takut kepada Rabbnya bukan berarti dia manusia yang sempurna tanpa dosa. Maka bersabarlah ketika kita menemukan kekeliruan yang ada padanya, sebagaimana kita pun bersabar ketika dia sering mengajak kita untuk selalu mengingat dan kembali kepada Allah. Orang seperti ini biasanya adalah orang yang memiliki prinsip, mereka tidak bisa disetir oleh dunia, mereka tidak bisa disetir oleh uang, karena mereka tidak tertarik dengan itu semua. Mereka beraktivitas setiap hari hanya mengharapkan wajah Allah ta'ala.

Jika bertemu dengan seseorang seperti itu, genggamlah erat-erat. Ambillah pelajaran yang banyak dari kebaikan sikapnya terhadapmu. Sosok seperti inilah yang dibutuhkan oleh jiwa kita. Berdoalah agar kebersamaanmu dengannya tak hanya sampai di dunia saja, namun berlanjut hingga jannahNya.. 

Dan jika belum bertemu dengan seseorang seperti itu, maka "jadilah" seperti orang itu, jadilah salah satu dari mereka. Karena tidak ada pilihan lain bagi kita selain menjadi hamba yang takut kepada Rabbnya. Semoga Allah mudahkan.


Ciamis, 

Oktober 2023.

Sunday, October 1, 2023

Jatuh & Bangkit

Dalam perjalanan untuk menjadi baik, kita tidak diminta untuk selalu tampil sempurna setiap saat. Melainkan kita diminta untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik semaksimal yang kita bisa.

Terjatuh, tergelincir, tersandung saat berjalan adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Lalu apakah setelah itu kemudian kita boleh memvonis diri bahwa kita sudah sepenuhnya gagal lalu memilih berbalik arah padahal perjalanan belum sampai ke garis finish?

Justru ketika kita terjatuh lalu kemudian bangkit lagi, disitulah sebuah perjuangan menjadi lebih bernilai. Itu menjadi sebuah pesan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita lemah dan akan selalu butuh akan pertolonganNya.

Duhai diri, jangan menyerah sebelum pertandingan selesai!

Bangkitlah, lalu maksimalkan kembali kesempatan yang masih ada dan jangan lupa untuk selalu libatkan Allah dalam setiap langkah kita.

Sunday, June 11, 2023

Bicara Fase Kehidupan

Fase demi fase kehidupan di dunia ini sudah terlalui. Memang belum semua, tapi setidaknya dari yang sedikit ini sudah cukup untuk membuatku tersadar tentang kadar diriku sendiri; bahwa aku hanya hamba yang lemah. 

Bicara tentang fase kehidupan, beberapa di antaranya mungkin terasa seperti mengulang lalu sebagiannya lagi diisi dengan pengalaman serta cerita baru. Mulai dari cerita seru hingga yang mengharu biru. 

Jika setiap fase tersebut diabadikan dalam potret gambar, mungkin sudah terkumpul menjadi album yang darinya aku akan banyak mengambil pelajaran.

Bertemu dan berpisah. Menerima dan memberi. Berharap dan merelakan. Jatuh dan bangkit. Dari itu semua---atas izinNya---dengan sadar aku pun jadi belajar tentang bagaimana kehidupan ini berputar. Dan dari sana pula aku pun berusaha memahami bagaimana cara kerja hati manusia dalam menghadapi setiap fase tersebut. Yang menarik bagiku ternyata meski fase yang kita lalui sama, tapi tetap saja lain raga bisa jadi lain cerita. 

Dalam setiap fase kehidupan, aku memang tidak dipaksa untuk selalu sempurna setiap saat, melainkan aku diminta untuk berjuang semampuku. Penciptaku tahu betul titik lemahku sebagai manusia, dan aku sebagai hambaNya tak henti meminta agar terus dimampukan dalam setiap keadaan; mampu bersyukur saat diberi nikmat, mampu bersabar saat diberi ujian, dan mampu beristighfar serta bertaubat disaat melakukan kesalahan.

Kembali lagi. Jika setiap fase kehidupan ini berupa kumpulan potret gambar, maka tidak heran jika ada seorang tokoh besar di era klasik yang mengatakan bahwa “hidup ini adalah tentang seni melihat.” Ya mungkin salah satunya melihat 'kumpulan potret gambar' alias 'fase kehidupan' itu sendiri. Apakah kita bisa melihatnya dengan ilmu sehingga menghasilkan pelajaran berharga, atau hanya sebatas melihatnya dengan mata dan pikiran kosong sehingga tidak menghasilkan apa-apa selain kenangan yang berlalu.

Dan semoga kita termasuk orang yang dimampukan untuk melihat kehidupan ini dengan sudut pandang yang benar, sudut pandang yang bisa membawa kita berprogres menuju lebih baik---yakni kita melihat kehidupan ini tidak dengan mata dan pikiran kosong, melainkan dengan hati yang selamat dan ilmu (syar'i) yang bermanfaat yang di mana dengan cara itu Allah pun menjadi ridha dan memberikan husnul khotimah pada fase akhir kehidupan kita.




Wednesday, February 1, 2023

Wanita dan Rumahnya

Beberapa hari yang lalu, aku melihat postingan seorang teman di media sosial yang kurang lebih bertuliskan seperti ini,

"Allah menamakan wanita yang menetap di rumahnya dengan Qororon (tetap), hal ini memiliki makna yang sangat tinggi karena dengan ini jiwanya akan tenang, hatinya menjadi damai dan dadanya pun menjadi lapang. Maka dengan keluarnya seorang wanita dari rumahnya dapat menyebabkan jiwanya terguncang, kegalauan hatinya dan dadanya terasa sempit serta akan membawanya pada keadaan yang berakibat buruk baginya."

Saturday, June 25, 2022

Pesan Untuk 'Seseorang'

Malam ini sepi, sama seperti biasanya. Tidak. Aku tidak sedang mengeluhkan keadaan, hanya sedang mencoba memberi gambaran tentang bagaimana aku ketika dihadapkan dengan suasana setelah matahari terbenam. Tak jarang setelah hari yang panjang, alih-alih mengantarkan pada jam tidur normal, justru malah menyisakan lelah yang kemudian disambut oleh tumpukan pertanyaan di kepala yang siap menghadangku ketika hendak memejam. Terkadang kepala terasa berat, tapi suasana hati enggan berkompromi untuk bisa segera mengistirahatkan diri. Malam semakin larut, kantuk pun datang setelah mata kenyang menangis. 

Jangan terkecoh. Meski menggunakan kata ganti orang pertama tunggal, namun tulisan di atas ini tidak secara mutlak menceritakan tentangku. Melainkan tentang seseorang yang setiap hari berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia 'sudah sembuh' dari luka di batinnya, tentang seseorang yang gelisah dengan penantiannya, tentang seseorang yang sedang ditimpa masalah besar, tentang seseorang yang pandai menyembunyikan sisi melankolinya di hadapan makhluk bernama manusia. Jika kamu adalah salah satu dari tokoh 'seseorang' itu, izinkan aku untuk menyampaikan pesan ini untukmu. 
Teruntuk seseorang [yang semoga Allah lembutkan hatimu],

Saturday, March 19, 2022

Makhluk Dinamis

Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, waktu berlalu begitu cepat. Kiranya itulah yang aku rasakan selama satu tahun belakangan ini, entah apa yang menyibukkanku sampai waktu tersebut terasa terburu-buru meninggalkanku. Atau aku yang terlalu lamban mengikuti keadaan sehingga merasa tertinggal di belakang? Aku tak tahu.




"Lalu apa yang kau dapati selama setahun tersebut?" tanyaku kepada diri sendiri. Hmm, jawabannya adalah aku mendapati bahwa ternyata manusia itu sangat dinamis. Ya mungkin kamu juga sering mendengar bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis, dan kali ini aku melihat itu dengan 'kacamata'-ku sendiri secara langsung. Begitu nyata adanya. 

Pelajaran berharganya adalah: 

Friday, October 22, 2021

Kembali Melangkah

Alhamdulillah atas izinNya akhirnya jari jemari ini diperkenankan kembali untuk mengetik dan membagikan tulisan sederhana di blog yang sudah menahun kutinggalkan. Akhirnya otak ini diizinkan kembali untuk berpikir tentang apa-apa yang harus aku bagikan di laman daring ini. Semoga akal yang Allah berikan bisa aku gunakan untuk mengikat diriku agar tak lepas kendali dalam menuangkan apa-apa yang ingin aku sampaikan di sini. Bismillah..


"Kembali Melangkah", seolah menggambarkan ada sesuatu yang sempat terhenti. Keadaan di mana ada hal yang tidak beranjak beberapa saat, hingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya kembali. Seperti si perasa yang satu ini, terkadang ia tertahan pada satu masa yang menurutnya wajar namun ternyata itu hanyalah jebakan atas ketidaktegasan pada dirinya sendiri; menipu diri sendiri.

Tidak mudah mengumpulkan titik-titik yang sudah terlanjur berserakan dan mengurutkannya kembali untuk ditarik menjadi sebuah garis sempurna. Sulit, namun bukan berarti tidak mungkin. Semoga dengan kemunculan postingan ini menjadi motivasi titik balikku untuk memulai kembali sesuatu yang baik. Dan aku sadar, tidak mungkin bisa melakukan ini semua hanya dengan mengandalkan diri sendiri, sudah tentu ini baru bisa terwujud karena atas pertolonganNya. Jika dalam perjalanan nanti kau temukan kekeliruan, jangan ragu untuk mengingatkan, karena aku pun tidak akan malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan tersebut. 

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan singkat ini. Ini hanya pembukaan untuk cerita-cerita selanjutnya dan sepertinya aku masih perlu waktu untuk kembali terbiasa menulis untuk blog, semoga Allah mudahkan :)

Monday, July 15, 2019

Menjadi Pribadi Yang Menyenangkan


 Menyenangkan, satu kata yang memiliki makna mendekati rasa bahagia dan suka cita. Meskipun mungkin di setiap orang akan berbeda-beda standarnya, tapi kita sepakat kalau hampir semua orang menyukai hal-hal yang menyenangkan.

Lalu bagaimana jika hal yang menyenangkan itu ada dalam kepribadian seseorang? Tentu akan banyak orang yang menyukai dan respect terhadap orang tersebut, baik disadari atau pun tidak. 

So, bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pribadi yang menyenangkan itu?

Friday, June 28, 2019

Sesuatu Di Balik Kata "Cukup"

Seringkali orang merasa khawatir ketika menemukan dirinya berada dalam kekurangan, mungkin kita, termasuk aku sendiri pernah mengalami hal tersebut. Hal yang sangat wajar, bukan? Di sisi lain, ada pula orang yang merasa tidak tenang ketika menyadari dirinya berada dalam suatu kelebihan. Ia tidak tenang karena mengkhawatirkan anggapan orang lain terhadapnya, ia memikirkan apa yang harus dilakukannya di waktu sekarang dan yang akan datang. Sekali lagi, ini adalah hal yang wajar. Manusiawi.

Saturday, June 22, 2019

Akhlak Yang Menentramkan Hati

Tulisan ini diambil dari buku karya Dr. 'Aidh Abdullah Al-Qarni yang berjudul "La Tahzan - For Smart Muslimah". Selamat membaca, para pemilik hati yang lembut.


Yaqut Ketiga:

Berakhlak Mulia Itu Menentramkan Hati

Manusia adalah cermin bagi manusia yang lain. Jika seseorang berbudi pekerti luhur terhadap orang lain, maka orang lain pun akan berlaku serupa terhadapnya. Sehingga, urat sarafnya akan selalu tenang tanpa gejolak dan hatinya akan senantiasa damai. Berikutnya, ia akan merasakan bahwa dirinya hidup dalam masyarakat yang bersahabat.